Glitter Text Generator at TextSpace.net

Minggu, 12 Desember 2010

iPhone 4
Rp 12.500.000,- (BM)

Inilah produk smartphone terbaru Apple. Banyak kelebihan dijejalkan di ponsel ini, seperti iOS 4, HSDPA, video HD, WiFi serta banyak lainnya. Hanya, pada versi “BM” ini belum teruji akan adanya masalah di penerimaan sinyal, seperti yang diberitakan belakangan ini.



Maklumlah, masalah sinyal di iPhone 4 bisa dibilang sebagai masalah serius. Dan, kabarnya untuk versi baru dari produk iPhone ini sudah dilengkapai dengan sistem operasi terbaru iOS 4.0.1. Untuk produk yang beredar di pasar, mayoritas berupa produk awal. Jadi, cek sebelum membeli.

Spesifikasi utama
HSDPA; iOS 4, prosesor 1GHz Apple A4; layar TFT capasitive touchscreen 16 juta warna, 640x960 piksel, 3,5 inci; kamera 5 MP, autofokus, LED flash, toucf focus, geo-tagging, LED video light, video (720p@30fps), kamera sekunder (videocall over Wi-Fi); sms, mms, email, push email; GPRS 10, EDGE 10, HSDPA 7,2 Mbps, HSUPA 5,76 Mbps, HTML (Safari); memori 16GB, 512MB RAM; polifonik (MP3), casing anti gores, layar anti gores, microSIMcard support only, noise cancellation, digital Compass, Google maps, player audio, player video, editor audio-video, multi touch input, sensor accelerometer & proximity, sensor gyro 3 sumbu, Wi-Fi 802.11b/g/n, jack audio 3,5mm, TV out, motion based games, speakerphone, Bluetooth v2.1 (A2DP)

HTC Smart
Rp 2.000.000,-

Ada yang unik di ponsel HTC ini, yakni dukungan sistem operasi/platform Brew Mobile. Jadi bukan jenis Windows Mobile layaknya vendor ini biasa usung untuk produk-produknya. Untuk Brew Mobile, tampaknya diposisikan buat menghadirkan kemampuan akses data secara maksimal, dengan kemampuan mumpuni layaknya smartphone 3G.




Spesifikasi utama
Quad Band & HSDPA; OS Brew Mobile, prosesor 300 MHz; Layar TFT Resistive touchscreen 262.144 warna, 240x320 piksel, 2,8 inci; kamera 3,15 MP, LED flash, video; sms, mms, email, push email, IM; GPRS 10, EDGE 10, HSDPA 3,6Mbps, HTML; memori 256MB RAM, 256MB ROM, slot microSD card (up to 16GB); polifonik (MP3/WAV), Sense UI, java MIDP 2.1, player MP3/eAAC+/WAV/WMA9, player MP4/H.263/H.264/WMV9, organiser, radio FM stereo (RDS), jack audio 3,5mm, games, speakerphone, Bluetooth v2.0 (A2DP), port miniUSB 2.0; baterai Li-Ion 1100 mAh

HTC HD Mini
Rp 4.000.000,-

Model ini merupakan versi ‘mungil’ dari kerabatnya HTC HD2. Keseluruhan fiturnya hampir mirip dengan seniornya tersebut, kecuali sistem operasi dengan memakai windows mobile 6.5.3 Profesional dan prosesor 600 MHz, lebih kecil dibanding seniornya.




Kalau boleh dibilang, Windows Mobile 6.5.3 terkesan ‘tanggung’ mengingat selepas ini sistem operasi Windows yang ada yakni Windows Phone7. Tapi, bagi yang biasa menggunakan ponsel berbasis Windows, rasanya ponsel ini tak jadi masalah sebagai partner kerja Anda. Terlebih untuk mengakomodasi kebutuhan kantoran (office).

Spesifikasi utama
Quad Band & HSDPA; OS Ms.Windows Mobile 6.5.3 Profesional, prosesor Qualcomm 7227 600 MHz; Layar TFT Capasitive touchscreen 65.536 warna, 320x480 piksel, 3,2 inci; kamera 5 MP, autofokus, geo-tagging, touch focus, video (VGA@30fps); sms, mms, email, IM; GPRS 10, EDGE 10, HSDPA 7,2Mbps, HSUPA 2Mbps, HTML; memori 384MB RAM, 512MB ROM, slot microSD card (up to 32GB); polifonik (MP3/WAV), java (via 3rd party app.), Sense UI, multi touch, sensor accelerometer & proximity, pick-to-mute, Wi-Fi 802.11b/g, Wi-Fi router, GPS (A-GPS), player MP3/AAC+/WAV/WMA9, player MP4/H.263/H.264, radio FM stereo (RDS), PocketOffice (word, excel, powerpoint, one note, pdf viewer), aplikasi Facebook/Twitter, HTC Peep, HTC Footprints, YouTube client, voice memo, jack audio 3,5mm, speakerphone, Bluetooh v2.1 (A2DP); baterai Li-Ion 1200 mAh

Nokia C6: Seri Multimedia dengan Input Ganda


Di jajaran ponsel multimedia Nokia, tipe ini merupakan seri kedua yang masuk tanah air setelah pengkategorian namanya berubah. Sebelumnya ada Nokia C3, yang bermain di segmen low end. Nah, Nokia C6 ini coba menggarap level di atasnya dengan menawarkan beragam fasilitas menarik. Mulai dengan interface Symbian 5th edition, hingga layanan online.
Nah, dengan banderol harga sekitar Rp 2.8 juta-an plus model disain dan fasilitas yang ditawarkan, mampukah Nokia C6 merebut hati para pecinta multimedia mobile?
Disain & Display Nokia C6 menampilkan disain kombinasi layar sentuh dan keypad full QWERTY. Bentuknya slide alias geser. Namun tak memiliki engsel ‘kick stand’ layaknya Nokia N97/N97 mini. Jadi, bentuk gesernya tetap datar layaknya ponsel slider kebanyakan.

Sisi depan, lebih didominasi oleh layar sentuh resistive 16,7 juta warna beresolusi 360x640 piksel seluas 3.2 inci. Sama besar dengan layar Nokia 5230 atau 5800 XM. Di bagian bawahnya terdapat tiga tombol akses: call, end call dan menu. Layaknya ponsel Symbian konvensional, kita juga bisa mengakses task manager dengan cara menekan dan menahan beberapa saat tombol menu ini. Di sudut atas, terdapat kamera secondary, light sensor dan proximity sensor untuk keperluan auto turn-off touchscreen saat terjadi komunikasi.
Untuk panel lain semisal volume control, port charger/kabel data, shutter kamera dan beberapa lainnya tersebar di sisi kiri, kanan dan atas bodi. Secara keseluruhan, peletakan panel-panel ini serupa ponsel premium Nokia kebanyakan.

Karena layar sentuh yang digunakan masih berjenis resistive single touch, otomatis Nokia C6 membutuhkan tombol navigasi alternatif untuk mengakses menu. Pasalnya, LCD jenis ini kurang responsif terhadap sentuhan jari, dan sejatinya membutuhkan media lain semacam stylus. Nah, hadirnya keypad full QWERTY plus navigasi empat arah yang ada di sisi dalam sangat membantu untuk keperluan ini.
Tekstur keypad ini tercatat cukup empuk dan enak ditekan. Strukturnya pun sangat teratur, yang pasti bakal mempermudah proses pengetikan. Sayang, peletakan tombol spasi yang terkesan lebih ke kanan, sedikit mengganggu. Apalagi buat yang kidal, akan kerepotan mengaksesnya karena terlalu jauh dari jangkauan jari.
Sistem OperasiSeperti bahasan di atas, Nokia C6 mengandalkan layar sentuh sebagai media interaksi utama. Hal ini mengindikasikan bahwa C6 sudah membenamkan sistem operasi terkini Nokia. Yakni, Symbian OS v9.4, Series 60 rel. 5, sama seperti Nokia 5800 XM, 5230 atau N97/N97 mini.
Soal interface, tentunya tak jauh beda. Mulai dari active idle hingga ke menu dan sub menu didalamnya. Beragam menu favorit bisa dengan mudah diakses dari layar utama. Tapi tentu saja harus dilakukan proses pengaturan terlebih dulu.
Defaultnya, kita akan mendapakan pengaturan photo contact, beberapa ikon menu favorit serta widget Facebook. Pokoknya, antarmuka platform OS ini bisa tampil maksimal dan tentu saja sangat interaktif. Selain itu, kemungkinan perubahan orientasi tampilan layar yang diinginkan konsumen pun telah diakomodasi dengan baik oleh Nokia. Hadirnya teknologi akselerometer, cukup bermanfaat menghadirkan orientasi tampilan layar yang disesuaikan posisi dan fitur yang tengah dinikmati.
Untuk mejalankan sistem operasi ini, Nokia C6 ditanamkan prosesor ARM 11 dengan clock speed 434 MHz. Secara kinerja, prosesor ini cukup baik mendukung kemampuan multitasking dan pekerjaan lainnya. Jika dikomparasi, performanya tak jauh beda dengan Nokia 5800 XM, N97/N97 Mini serta Nokia 5230.
InternetNokia C6 diklaim sudah mendukung jalur data HSDPA. Hanya, speed data maksimalnya baru menyentuh 3.6 Mbps, belum 7.2 Mbps. Namun untuk kondisi optimal, jaringan internet yang didukung operator tanah air saja sih sudah terpenuhi.

 

Untuk keperluan browsing internet, data bearer ini bisa bekerja dengan maksimal. Tampilan browsernya pun cukup keren. Selain dilengkapi minimaps, juga sudah mendukung flash. Untuk proses zooming halaman, kita juga bisa mengaksesnya melalui ikon khusus di layar sentuh. Tampilannya pun bisa diatur full screen. Pokoknya, menikmati layanan di dunia maya jadi lebih mengasyikan.
Selain via data bearer, kita juga bisa surfing internet menggunakan kanal WiFi yang didukung Nokia C6. Proses searching titik hotspot bisa dilakukan dengan cepat, begitu pula dengan langkah koneksinya dapat dilakukan dengan mudah dan tak terlalu bertele-tele. Buat yang membutuhkan kode WEP, tinggal masukan saja untuk bisa terkoneksi.
KameraDibanding ponsel setipe, kamera Nokia C6 tergolong lebih baik, yakni sudah 5 MP. Tak jauh beda dengan Nokia N97/N97 mini. Untuk fasilitas tambahannya pun lengkap. Ada autofocus, LED flash, Geo-tagging, face/smile detection serta pengaturan standar kamera ponsel kebanyakan.

 
Selain kamera utama, Nokia C6 juga punya kamera tambahan berukuran QVGA. Sejatinya, kamera depan ini diposisikan untuk video call. Namun, fungsi sejatinya kamera yakni untuk capture foto pun tetap bisa dinikmati.
Dalam hal performa, kamera Nokia C6 bisa membuat foto jpeg beresolusi maksimal 2592 x 1944 piksel. Di kondisi normal (outdoor) dengan pencahayaan yang pas, hasil jepretannya bisa menampilkan warna sejati layaknya obyek bidikan. Gambarnya cukup tajam dengan detil yang sangat jelas. Sayang, untuk pengambilan di dalam ruang (indoor), apalagi dengan pencahayaan minim terkesan kurang maksimal. Meskipun sudah dibantu dengan keberadaan LED flash. Foto cenderung buram dan banyak dihiasi bintik-bintik.
Menariknya, kita bisa menambahkan deskripsi seputar foto yang diambil, menambahkan tag hingga menuliskan lokasi pengambilan foto. Yang lebih keren lagi, foto yang berhasil kita capture pun bisa diintegrasikan dengan fitur Geo-tagging. Buat yang hobi berbagi momen berharga secara online, bisa pula menjajal fitur upload yang terintegrasi dengan Share online di portal Ovi.com, Flickr atau VOX. Proses uploadnya cukup simple dan cepat. Yang penting, Anda sudah mengatur akun di portal upload tersebut.
Selain foto, kamera C6 juga bisa digunakan untuk merekam video. Formatnya adalah MPEG-4 dan H.263 dengan resolusi 640x480 piksel di speed 30fps. Sedangkan kamera depan adalah H.263 dengan resolusi 176x144 piksel pada speed 15fps. Hasil rekamnya pun cenderung masih terlihat agak patah-patah. Seperti halnya foto, kita juga bisa langsung mengirimkan hasil rekam video ke portal upload di dunia maya dengan mudahnya.
Audio/Video Untuk fitur audio player, Nokia C6 menerapkan interface standar. Tak seperti milik generasi XpressMusic. Namun, untuk fitur sejatinya sih tak jauh beda. Mulai dari pengorganisiran file audio berdasarkan playlist, album, artis dan genre hingga fitur equalizer serta stereo widening. Sayang, untuk kualitas audio memang terasa kurang nendang. Output music yang keluar dari speaker terdengar datar dan kurang keras. Meskipun sudah dilakukan pengaturan equalizer dan efek stereo widening.


Namun, jika kita menggunakan headset eksternal kualitasnya akan terasa berbeda. Apalagi, headset tersebut berasal dari brand kenamaan. Untuk mengkoneksikan headset eksternal, Nokia C6 menawarkan dua metode. Lewat audi jack 3.5mm, atau memakai profile A2DP yang disupport Bluetooth ke perangkat Bluetooth headset stereo.


Soal dukungan info id3 tag sih masih kalah komplit dibanding generasi XpressMusic semisal Nokia 5800 XM atau 5235 Comes With Music.
Beralih ke pemutar video, Nokia C6 sanggup memutar klip video berformat 3GPP formats (H.263), Flash Video, H.264/AVC, MPEG-4, RealVideo 7,8,9/10, dan WMV 9 dengan speed 30fps.  Sayang, belum mendukung format video HD maupun divx dan Xvid.
Sebagai fitur hiburan alternatif, kita bisa memanfaatkan radio FM. Tentunya, fasilitas dan performa yang ditawarkan fitur ini tak jauh beda dengan ponsel kebanyakan. Tetap harus mencolokan headset jika ingin mengaktifkannya. Seperti halnya radio FM di ponsel Sony Ericsson, milik Nokia C6 juga sudah mendukung RDS (Radio Data System), yang bisa dimanfaatkan untuk mengorek informasi seputar stasiun radio bersangkutan. Namun, fitur ini belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Pasalnya, stasiun radio di tanah air belum seluruhnya mendukung teknologi ini. Kalau pun ada, baru sebatas menampilkan nama stasiun radionya saja.



Aplikasi & Fitur UnikSeperti halnya ponsel Nokia berplatform Symbian 5th edition, Nokia C6 pun dijejali sederet fitur tambahan yang cukup keren. Diantaranya, office dan GPS. Untuk yang office, tersedia aplikasi Quickoffice dan Adobe PDF. Menariknya, fitur office ini sudah dilengkapi dengan kemampuan untuk editing dokumen, serta pembuatan dokumen baru.
 

Buat GPS, receivernya masih mengandalkan A-GPS. Sedangkan peta digitalnya, tersedia Ovi Maps. Namun, untuk bisa menikmatinya secara maksimal kita harus melakukan proses registrasi dan sign in kea kun Ovi. Beragam panduan navigasi bisa dinikmati dengan lancar. Mulai yang berdasarkan metode Drive atau Walk hingga berbagi lokasi pun tersedia dan siap dinikmati. Khusus yang berbagi lokasi,  kita akan terintegrasi dengan akun Facebook. Cukup menarik.
Selain fasilitas di atas, Nokia C6 juga punya sejumlah fitur online alias social networking. Sebut saja Facebook dan chatting. Untuk Facebook for Nokia, widget aplikasi ini memiliki interface yang cukup keren. Tak hanya bisa menampilkan feeds dan konten standar, kita juga bisa langsung meng-upload foto. Khusus chatting, Nokia C6 hanya menyediakan kanal Ovi Chat.


Terakhir, Nokia C6 juga menyediakan fitur pengelolaan akun email (Ovi Mail) yang bisa terintegrasi dengan akun email lain semisal Yahoo, Google dan Windows Live Hotmail. Di sini, kita bisa mendaftarkan hingga 10 akun email dengan metode push mail. Sayang, kinerja layanan ini masih terasa kurang maksimal. Hal ini terkait dengan server Ovi mail sendiri yang memang belum sepenuhnya beroperasi dengan baik.
Memori Nokia C6 yang dibeli PULSA dilengkapi kartu microSD sebesar 2GB. Sedangkan untuk internalnya, tersedia ruang sebesar 240 MB.
KesimpulanNokia C6 sepertinya bakal jadi alternatif menggiurkan bagi pecinta ponsel multimedia. Tak hanya menghadirkan fasilitas hiburan lengkap, ponsel ini pun tetap menawarkan sederet fitur yang tengah digandrungi konsumen. Sebut saja akses ke situs jejaring sosial, chatting dan browsing. Dukungan network HSDPA pun jadi poin plus yang perlu disikapi.
Untuk bisnis, disediakan fitur office dan Nokia Messaging yang menghadirkan pengaturan email multi akun. Buat yang hobi traveling, Nokia C6 juga didukung teknologi GPS/A-GPS plus peta digital Ovi Maps. Meski begitu, belum sempurnanya performa layanan Ovi Nokia yang berimbas pada kinerja layanan turunan, patut pula dipertimbangkan jika ingin membeli ponsel berharga Rp 2.7 juta-an ini.
Kelebihan: OS Symbian 5th edition, Widget Home Screen, WiFi, Ovi Mail, Ovi Contacts (chat), GPS/A-GPS, Kamera 5 MP 
Kekurangan: HSDPA belum 7.2 Mbps, integrasi Ovi Mail dengan penyedia akun email lain belum maksimal, Prosesor tidak mengalami peningkatan dibanding seri-seri sebelumnya.
Harga
Rp 2.700.000,-
3G
Ya
Browser
Ya
HSDPA
Ya
Messaging
Ya
WiFi
Ya
Music Player
Ya
GPS
Ya
Video Player
Ya
Bluetooth
Ya
Video Recorder
Ya
Kabel Data
Ya
Game
Ya
GPS Internal
Ya
Photo Editor
Ya
Apliaksi Navigator
Ya
Video Editor
Tidak
OS Terbuka
Ya
Memori External
Ya
Jaringan: GSM 850 / 900 / 1800 / 1900, HSDPA 850/900 / 1900 / 2100; Dimensi: 113 x 53 x 16.8 mm, 150 gram; Display: TFT resistive touchscreen, 16,7 juta warna, 3.2 inchi, 360 x 640; Memori Int: 240 MB, Memori Ext: MicroSD hingga 16 GB; Konektivitas: HSDPA, 3.6 Mbps, HSUPA, Wi-Fi 802.11 b/g, Bluetooth v2.0 dengan A2DP, microUSB, 3.5mm audio jack; Kamera utama: 5 MP, 2592 x 1944 pixels, autofocus, LED flash, Geo-tagging, face and smile detection ;  Secondary camera: QVGA, 320x240 pixels; Video: VGA@30fps; OS: Symbian OS v9.4, Series 60 rel. 5; Prosesor: ARM 11 434 MHz processor; Facebook, Friendster, Hi5, MySpace, Shazam, YouTube, AP mobile, Bloomberg, CNN Video, ESPNsoccernet, Share Online, Ovi Mail, Ovi Chat, Ovi store, Ovi Maps, Ovi Sync, RealPlayer,  Radio FM with RDS, Traveler, Quickoffice, PDf reader, Zip, Converter, Podcasting, Location services, Email, Push Email,
Baterai: Li-Ion 1200 mAh (BL-4J)
Handset, Charger, Kabel data, Handsfree, Stylus, Kartu garansi, microSD 2GB

Sony Ericsson M1i Aspen: Aplikasi Office Lengkap, Layar Sentuh Kurang Mantap

  • Sony Ericsson merilis ponsel terbarunya berjuluk Aspen. Soal kemampuan, perangkat ini sudah didukung dengan sistem operasi Windows Mobile 6.5 Profesional dengan panel ala Xperia. Belum puas? Aspen hadir dengan konsep disain QWERTY mengikuti trend yang tengah marak dianut para kompetitornya.

    Disain

    Aspen menggabungkan tampilan QWERTY fisik empat baris dengan kemampuan layar sentuh. Biasanya kombinasi ini ditemukan pada ponsel dengan konsep sliding, namun Sony Ericsson hadir dengan tampilan batang ala Blackberry nan bongsor. 
  •  
  • Disain ponsel ini memiliki ciri khas tersendiri, lebar memanjang. Sayangnya, komposisi keypad dengan tuts yang besar membuat ukuran layar terpangkas. Padahal porsi layar bisa lebih jumbo jika saja keberadaan space kosong di bagian bawah jajaran keypad QWERTY diminimalisir.
  • Dilihat dari depan, Anda seperti menatap sebuah ponsel berbentuk persegi panjang. Padahal bagian belakang bodi Aspen membentuk alur membulat. Dan bagian bawah bodi membentuk sudut melandai. Agak janggal namun nyaman dalam genggaman.
  • Kualitas bahan baku yang membungkus ponsel ini relatif terjaga mutunya. Perpaduan finishing krom dan hitam berbahan plastik melapisi Aspen. Di bagian depan, Anda bakal mendapati layar berbahan glossy yang bisa dipakai bercermin saat keadaan standby.
  • Di bawah display, tertanam tombol navigasi empat arah dan tombol pilih, call, reject, tombol OK dan tombol slideview (akses cepat ke pesan, kalendar, media dan panel) yang cukup nyaman dipakai.
  • Lantas di bagian bawahnya terpampang barisan keypad QWERTY yang terbuat dari komponen plastik keras. Seperti sudah diulas sebelumnya tutsnya berukuran cukup besar. Saat dicicipi, keypad ini terasa empuk dan intuitif dipakai mengetik.
  • Satu tambahan, ponsel ini masuk dalam kategori produk GreenHeart-nya Sony Ericsson.  Sebuah inovasi hijau dari Sony Ericsson untuk mengurangi dampak lingkungan. Mulai dari disain produk, proses manufaktur, layar hemat energi hingga cat yang terbawa air.

    Interface

    Interface resistive Sony Ericsson Aspen hanya berdiagonal 2,4 inci yang sebenarnya terlalu kecil untuk ukuran layar sentuh. Begitu pula display 65 ribu warna dengan resolusi 320 x 240 piksel tergolong kurang maksimal.
  • Saat dipakai, interface sentuhnya kurang mampu beradaptasi dengan baik terhadap sentuhan. Lantaran bertipe resistive, stylus yang disematkan di sisi kanan atas ponsel menjadi krusial dalam pengoperasian Sony Ericsson Aspen.
  • Lebih jauh, beberapa aktifitas membuat pengguna terpaksa bergantian antara stylus dan jari. Berkirim SMS misalnya, navigasi di layar sentuh mesti dilakukan dengan stylus sementara untuk mengetik pesan pada keypad Anda harus memakai jari.

    Sistem Operasi
    Demi memperkuat kemampuan tampilan antarmuka, Sony Ericsson menyuntikkan inovasi dengan kustomisasi user interface ala Xperia untuk mendampingi sistem operasi Windows Mobile 6.5 Profesional-nya.
  • Tersedia sejumlah panel yang bisa digunakan untuk mengoptimalkan konten. Panel ini menawarkan personalisasi sesuai kebutuhan dan selera pengguna. Bahkan, Sony Ericsson menyediakan panel tambahan yang bisa didownload.
  • Dari segi navigasi, pengoperasian ponsel ini terasa lebih mudah dan nyaman ketimbang pada perangkat Windows Mobile versi terdahulu. Selain itu, ikon pada menu utama pun terasa lebih segar dan atraktif dengan transisi lebih halus.
  • Personalisasi ala Aspen menambah kepraktisan dalam hal navigasi. Tapi harus sedikit bekerja keras untuk mempelajari beberapa fungsinya, apalagi bagi yang baru mengenal Windows Mobile. Semisal ada aplikasi yang hanya bisa ditemukan di Slide View atau harus mempelajari semua jenis panel untuk mengoperasikannya.
  • Sony Ericsson Aspen menawarkan 256 MB RAM serta 512 MB ROM. Prosesor 600 Mhz mendukung ponsel ini dalam kemampuan multitasking. Kendati begitu, delay tetap terjadi saat pengguna membuka beberapa aplikasi sekaligus.
  • Terkait urusan penyimpanan data pengguna, disediakan ruang sebesar  307,73 MB. Memang belum cukup memuaskan untuk pengguna yang kerap bertukar data dalam jumlah besar. Vendor mengakalinya dengan menyediakan slot micro SD untuk ekspansi memori.
  • KameraSony Ericsson Aspen memiliki kamera berkekuatan 3,2 megapiksel. Tapi, minus lampu flash dan autofokus menjadi perhatian tersendiri dari fitur tersebut. Seperti biasa, kelemahan sektor kamera kerap menjadi isu pada beberapa ponsel berbasis Windows Mobile.
  •  
  • Kontrol kameranya sederhana, hanya menyediakan fungsi dasar. Tak ada tombol shutter sehingga harus menggunakan tombol navigasi atau menekan ikon kamera di layar untuk menjepret.
  • Viewfinder kamera Aspen cenderung sempit, selain itu terjadi lagi beberapa detik lamanya saat menjepret gambar. Untuk hasil foto luar ruangan, kontras dan ketajaman gambarnya standar. Sementara hasil foto dalam ruangan kerap terdapat noise yang mengganggu dan gambar sedikit kabur.
  • Selebihnya, kamera ponsel ini bisa dipakai merekam video resolusi VGA pada 15 fps. Hasilnya pun kurang memuaskan dan gerakan cenderung kabur saat disetel ulang di pemutar video.
  • Audio/VideoPemutar musik pada Aspen bisa diakses dari program media di menu utama atau via Slide View. Tersedia beberapa pilihan yakni menyortir lagu atau track via judul atau penyanyi. Selebihnya tak ada yang menonjol dari pemutar musik ini.  
  • Satu catatan, pemutar musik ini sebenarnya hanya bisa ditemukan dalam Slide View. Anda tak bakal mendapatinya dalam homescreen atau menu lain. Selain pemutar musik khusus Sony Ericsson, alternatif lain untuk memutar musik adalah dengan mengakses Windows Media yang memang merupakan bawaan Windows Mobile 6.5.
  • Semburan audio yang keluar dari loudspeaker Aspen yang terletak di bodi belakang tak terlalu keras. Tapi kombinasi treble dan bass-nya nyaman di telinga. Keluaran via headset 3,5 mm yang terbenam dalam paket penjualan terasa lebih bertenaga.
  • Sony Ericsson Aspen juga menawarkan radio FM yang bisa ditemukan dalam Slide View. Kemampuan menangkap sinyalnya cukup baik dan pengoperasiannya cukup praktis. Urusan musik pada ponsel ini sudah didukung dengan TrackID.
  • Selain di Windows Media, Anda bisa pula menonton video via player yang terbenam dalam Slide View. Player ini sudah mendukung video codec seperti DivX/XviD (resolusi rendah) dan MP4.
  • Internet Fasilitas akses internet yang disediakan Aspen sudah cukup baik dengan jaringan sekelas 3G/HSDPA. Terkait browser, tersedia bawaan standar dari Windows Mobile yakni Internet Explorer. Tapi browser tersebut belum mampu menyaingi kecepatan akses serta kompresi data browser pihak ketiga semisal Opera Mobile. Untung sudah support Flash.
  •  
  • Di luar itu, fitur Wifi pun sudah disuntikkan dalam ponsel ini. Pengguna tinggal mendapat sinyal dari jaringan yang tersedia, maka akses gratis pun bisa diperoleh. Kelengkapan lain adalah Bluetooth dan kabel data mini USB dan GPS.
  • Fitur Lain
    Aplikasi standar Windows Mobile sudah ditanamkan ke dalam ponsel ini. Mulai dari aplikasi Mobile Office yang terdiri dari Word Mobile, Excel Mobile, PowerPoint Mobile dan OneNote Mobile. Berfungsi sebagai aplikasi viewer sekaligus editor. Tersedia juga Adobe Reader LE untuk membaca dokumen dalam format PDF.
  • Selain itu, pengguna bisa menambahkan aplikasi pihak ketiga lantaran Aspen mendukung Java. Banyak aplikasi gratis ataupun berbayar dari developer yang tersedia dan bisa ditanamkan dalam ponsel ini.
  •  
  •  
  •  
  •  

  •  

  • Windows Marketplace bisa dipilih jika Anda ingin mencari bermacam aplikasi gratis atau berbayar. Atau Universal search yang merupakan pencarian terpadu untuk berbagai kebutuhan pencarian mulai dari Google, Wikipedia, Twitter hingga konten ponsel.
  • Aplikasi lain tersedia Windows Messenger, Google Maps, Bing, YouTube, F-Secure Mobile Security, Express News, Gokivo, MSN Weather, Skype. Bahkan, ada beberapa aplikasi yang hanya bisa diakses lewat panel seperti Facebook.

    Kesimpulan
    Sony Ericsson Aspen menawarkan berbagai kebutuhan bisnis dan multimedia dalam satu paket. Mulai dari keypad QWERTY untuk kemudahan pengetikan, fitur Wifi, GPS, hingga sinkronisasi dan perangkat office ala Windows Mobile.
  • Sayang, layar sentuh sempit dan kurang intuitif membuat gregetnya berkurang. Selain itu, interfacenya yang menggabungkan panel, Slide View dan navigasi Windows Mobile bakal membingungkan bagi kalangan yang baru memakainya.
  • Kelebihan: Aplikasi office lengkap, GPS, Wifi, 3G/HSDPA
    Kekurangan: user interface rumit buat pemula, hasil kamera standar, display yang tertampil kecil
  • Harga

    HSDPA
    Yes
    Kamera
    Ya
    3G
    Yes
    Video Call
    Tidak
    WiFi
    Ya
    Memory Ext
    Ya
    Bluetooth
    Ya
    Email
    Ya
    Infrared
    tidak
    Music Player
    Ya
    Browser
    Ya
    Video Player
    Ya
    Java MIDP
    Ya
    Video Recorder
    Ya
    GPS Intenal
    Ya
    OS Terbuka
    Tidak
    Aplikasi Navigator
    Ya
    Radio FM
    Ada
    GSM 850 / 900 / 1800 / 1900 , UMTS HSPA 900/2100; 117x60x12,45 cm; 130 gram; TFT resistive touchscreen, 65 ribu warna, 2,4 inci; 240x320 piksel (QVGA); 256 MB RAM, 512 MB ROM; user memori: 307,73 MB; microSD; prosesor 600 MHz; Windows Mobile 6.5 Profesional; GPS; Bluetooth 2.1 (A2DP); Wi-Fi; 3,5 mm audio jack; kamera 3,2 megapiksel; 3G/HSDPA; Internet Explorer; radio FM; Office Mobile (Word, Excel, PowerPoint, OneNote, PDF viewer); Facebook; Messenger; Windows Live; Marketplace; Adobe Reader LE; Facebook; YouTube; Universal search; Google Maps, F-Secure Mobile Security, Express News, Gokivo, MSN Weather, Skype
    Baterai Li-Po 1500 mAh
    Ponsel, baterai, kabel microUSB, charger, headset stereo

Rabu, 01 Desember 2010

"Motor Style


Barangkali Anda agak bingung melihat modifikasi motor ini. Apa aliran yang dianut? Jika dilirik dari depan berjarak lima meter, identitas motor itu nggak jelas. Tinggal mesin yang bisa mencirikan merek dan jenis motor, itupun jika dilihat dari dekat.
Supaya nggak penasaran, basis motor itu adalah Suzuki Satria R120 2002 milik Amos Leonardo Saragih dari rumah modifikasi Amos Leonardo Disign Yogyakarta. Ia memberi tema karyanya itu motor futuristik atau masa depan.
"Aku sengaja menyuguhkan konsep berbeda. Kemudinya menggunakan sistem kerja gear yang bergerak dengnan didorong maju mundur, kemudian diteruskan kabel kopling mobil sebagai penggerak roda depan," bilang Amos.
Semisal mau membelok, kalau kekiri setang kanan yang diturunkan, maka gir kecil yang dipasang pada pangkal setang akan berputar dan mendorong gir besar. Karena mendapat dorongan, gir besar berputar berlawanan arah dengnan gir pendorong (setang kiri). Secara spontan akan memberikan dorongan balik pada gir kecil di pangkal setang kanan.
Konsep ini, menurut Amos akan disempurnakan lantaran masih bannyak kekurangan. Seperti bahan setang dinilai masih kurang besar dan kurang lebar. Perputaran gir di bagian ini juga masih kurang empuk.
"Awalnya dibikin setang model tunggangan Batman. Karena waktunya mepet (mau ikut kontes modif Suzuki), jadinya ya kayak gini," tegas nya.
Selain bodi, kerangka juga mengalami perubahan dengan menggunakan pipa berdiameter 1 inci. Termasuk kaki-kaki depan maupun yang belakang.
Sementara sistem lengan ayun, mengaplikasi model tunggal dan belakang ala ori-arm. Baik bentuk dan desiannya merupakan karya sendiri. Hanya, bentuk tangki dan bodi yang besar serta tebal, nggak serasi dengan model suspensi depan.
Sesuai pengakuan Amos kalau Suzuki Satrianya masih belum sempurna dan akan dikembangkan lagi.

memodifikasi Yamaha Mio

Bisa ditebak hasilnya kalau anak berusia 11 tahun punya motor dan minta dimodifikasi. Seperti yang terjadi pada Al Ghazy Nicola Bahsar. Murid kelas V SD ini "merengek" ke bokapnya (orangtua) minta dicarikan modifikator karena ingin mengubah tampilan motornya.

Sang ayah, Agus, memercayakan Tauco Custom (TC) untuk memodifikasi Yamaha Mio 2008 milik anaknya. "Kebetulan dekat dengan rumah kami yang di Cilandak," pertimbangan Agus.

Lantaran yang minta anak kecil, Topo Goedel Atmojo, juragan TC, tak ingin melakukan perubahan ekstrem. Konsepnya, lowrider yang enak dilihat. Maka, langkah pertamanya memundurkan roda belakang 10 cm.

Bodi tak banyak yang disentuh, kecuali lampu depan. Standarnya diganti dengan Yamaha Fino yang bulat dan lucu. Penggantian ini mau tak mau harus membobok cover bodi depan. "Kali ini enggak pakai pelat, hanya solder plastik antara bodi asli Mio dengan bawaan Fino," jelas Topo. Lalu, sambungan ditutupi dengan dempul.

Bagian belakang juga enggak ada yang ekstrem, kecuali knalpot hasil desain TC. Mulai dari leher sampai bagian tengah muffler ditutup cover berbahan pelat galvanis. "Murni karya kami. Sekalian bisa jadi pelindung panas lho," komentar Topo. Cover itu dikasih aksen lubang-lubang kecil untuk memperlihatkan detail sempurna.

Sokbreker belakang standar diapkir dan masuklah punya Honda Grand. Pengganti itu terpilih karena memiliki beberapa keunggulan. Selain bentuknya yang krom, "Batang yang besar cukup menarik. Dari segi harga jauh lebih murah," beber Topo.

Kemudian, pada ujung jok belakang dikasih sissy bar yang desainnya lumayan unik. "Karena enggak mau sissy bar yang tinggi, maka dibuat pendek dengan model mahkota," belanya.

Ghazy pun sangat senang melihat motornya yang udah berubah tampilan. Ya, Yamaha Mio itu hanya sebatas dipandang saja karena usianya masih 11 tahun dan belum punya SIM.

Yamaha V-ixion

Pada ajang pameran JMS ke-4 di JCC, Sabtu (6/12), banyak acara ditampilkan. Selain masing-masing stan menyuguhkan hiburan musik, ada free style lokal di arena Yamaha, dan trial bike show dilangsungkan Motor Plus Award 2008. Penghargaan ini digarap awak Tabloid Motor Plus untuk motor-motor yang diproduksi anggota AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia).
Penobatan ini sengaja dipilih bersamaan dengan pelaksanaan JMS dan sekarang sudah masuk tahun kedua. Diplihnya kendaraan dari produksi anggota AISI, menurut Achmad Riswan, Redaktur Pelaksana Motor Plus, karena industri motor yang tergabung di AISI banyak memberi manfaat buat negara. Kemudian, 90 persen komponennya sudah buatan lokal.
Untuk pemilihan kali ini, Motor Plus menambah tiga kategori baru, yakni Best Fuel Consumption, Best Performance, dan Life Time Achievement 2008.
Sebanyak 30 motor dari lima merek anggota AISI telah menjalani penyeleksian dan diuji tim redaksi. Untuk pengujian terbagi dalam dua tahap. Pertama, 15 November, khusus pengujian kadar emisi dengan perangkat engine analyser di Cibinong, Bogor. Termasuk juga performa mesin dengan alat dynometer.
Kedua, menyangkut konsumsi bahan bakar, ergonomi, handling, pengereman, dan keseimbangan. Pengujiannya dilakukan di Ancol, Jakarta Utara, 21-22 November 2008. Untuk penilaian bagian kedua, redaksi dibantu dua orang juri dari akademis yang pakar di bidang desain produk.
Hasilnya, di bawah ini
Bike of The Year 2008 :Honda CS1
Respected Bike of The Year :Honda Tiger
Rookie of The year :Honda CS1
Shocking Bike of The Year :Kawasaki Ninja 250
Life Time Achievement :( alm) Bapak Hoegeng Iman Santoso
Desain terbaik
Bebek 100cc-115cc :Kanzen Taurus 110 cc
Bebek 120cc-130cc :Kanzen Taurus Ultima 120
Bebek sport 125-135cc :Honda CS-1
Skubek 110cc-125cc :Kymco Libero
Sport 125cc – 160cc :Yamaha V-ixion
Sport 200cc – 250cc :Kawasaki KLX
Teknologi terbaik
Bebek 100cc – 115cc :Suzuki Smash 110 (Night Rider II)
Bebek 120cc – 130cc :Honda Supra X 125
Bebek sport 125cc-135cc :Yamaha Jupiter MX 135
Skubek 110cc – 125cc :Honda Vario
Sport 125cc – 160cc :Yamaha V-ixion
Sport 200cc – 250cc :Kawasaki Ninja 250
Ramah lingkungan terbaik
Bebek 110cc – 115cc :Honda Revo 100
Bebek sport 125cc-135cc :Honda CS 1
Skubek 110cc – 125cc :Honda Vario
Sport 125cc-160cc :Honda Mega Pro
Best Fuel Consumption
Bebek 100cc – 115cc :Honda Revo 100
Bebek 120cc – 130cc :Honda Supra X 125 PGM F1
Bebek sport 125cc-135cc :Honda CS 1
Sport 125cc – 160cc :Yamaha V-ixion
Sport 200cc-250cc :Honda Tiger
Skubek 110cc – 125cc :Kymco Libero
Best Value
Bebek100cc – 115cc :Yamaha Vega R
Bebek 120cc – 130cc :Honda Supra X 125 PGM-FI
Bebek sport 125cc-135cc :Honda CS1
Skubek 110cc – 125cc :Honda Vario
Sport 125cc – 160cc :Yamaha V-ixion
Sport 200cc – 250cc :Kawasaki Ninja 250
Best Performance
Bebek 100cc – 115cc :Yamaha Vega R
Bebek 120cc-130cc :Honda Supra X 125 PGM-FI
Bebek Sport 125cc-135cc :Honda CS1
Skubek 110cc – 125cc :Suzuki Skywave 125